Rabu, 29 Februari 2012
MUSLIM (MUWASHAFAT)
Bismillahirrahmanirrahim….
“Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (Q.S Al-Kahfi [18]: 13)
Sebagai
pengingat dari kita yang sudah sering mendengarnya atau bahkan hingga
luar kepala (semoga tidak lupa). Sebagai seorang muslim/ah wa bil khusus
pemuda hendaknya senantiasa berupaya membentuk kepribadian yang
dimiliki agar sesuai dengan karakter ideal. Mengapa pemuda? Ditilik dari
sejarah, merekalah komunitas pertama yang menyambut seruan dakwah Islam
dengan baik dan tangan terbuka.
Rasulullah bersabda, ” Saya wasiatkan para pemuda kepadamu dengan baik, sebab mereka berhati halus. Ketika Allah mengutus diriku untuk menyampaikan agama yang bijaksana ini, maka kaum mudalah yang pertama-tama menyambutku, sedang kaum tua menentangnya.”
Karakter yang dimiliki hendaknya mengarah pada pencapaian pribadi muslim yang integral. Hasan Al-Bana dalam Risalah Taklim merumuskan profil muslim menjadi 10:
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang lurus/ Good Faith)
Aqidah
yang lurus/bersih ini harus ada di dalam diri seorang Muslim. Dengan
aqidah yang lurus, maka seseorang akan memiliki ikatan yang kuat dengan
Tuhannya. Ikatan ini akan membuat seorang muslim ikhlas dalam mematuhi
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ikatan ini pula yang menjaga
kita tetap bersemangat dalam berlomba-lomba untuk mencapai keridhan-Nya.
Indikator karakter ini : memahami ilmu tauhid, selalu mengingat Allah
dan selalu merasa diawasi (muraqabah) oleh-Nya,selalu meluruskan niat, menjaga diri dari kemusyrikan, memahami rukun Iman dan rukun Islam, dsb.
”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-An’am [6]: 162)
2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang benar/ Right Devotion)
Ibadah
yang benar ini artinya setiap ibadah yang kita lakukan sesuai dengan
Al-Quran dan As-Sunnah. Indikatornya : melaksanakan shalat 5 waktu,
melaksanakan shaum wajib dan shaum sunnah, mempelajari Al-Quran dan
mengamalkannya, melaksanakan shalat sunnah (dhuha, tahajud,dsb).
”Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepadaku..” (Q.S Adz – Dzariyat [51] : 56)
3. Matinul Khuluq (Akhlak yang kokoh/ Strong Character)
Akhlak
yang mulia menggambarkan hubungan seorang manusia dengan Tuhannya
maupun dengan sesama makhluk-Nya. Akhlak yang mulia mampu meyakinkan
orang lain betapa indahnya Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Contohnya
: menebarkan senyum, salam, sapa; menepati janji; menjaga adab
pergaulan Islami, selalu berprasangka baik (khusnudzon);
menjaga hati dan menundukkan pandangan; menjadi pionir kebaikan;
bersikap baik terhadap lingkungan; tidak takabur (sombong); menyayangi
yang muda dan menghormati yang tua; berbakti pada orang tua (birrul
walidain) dsb.
4. Qowiyyul Jismi (Jasad yang kuat/ Pyhsical Power)
Memiliki fisik yang kuat
merupakan salah satu cara kita untuk mensyukuri nikmat yang telah
diberikan oleh-Nya. Dengan fisik yang kuat, akan semakin banyak hal
kebaikan yang dapat kita lakukan. Contoh : rajin berolahraga rutin,
tidak merokok, makan 4 sehat 5 sempurna, dsb.“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)
5. Mutsaqqoful Fikri (Pengetahuan yang luas/ Thinking Brilliantly)
Dengan
pemikiran dan pengetahuan yang luas, kita dapat memberikan solusi dan
pengambilan keputusan yang berdasarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah
sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. Dengan hal ini pula kita
dapat mengatur strategi yang cerdas untuk kemajuan Islam. Contohnya :
mengetahui dan memahami kisah Rasul dan para Sahabat, memahami urgensi
dakwah dan urgensi tarbiyah, memahami pentingnya menuntut ilmu, memahami
peran pemuda sebagai pilar Islam, memiliki visi dan strategi hidup
serta perencanaannya selama 10 tahun ke depan, memahami pergerakan
Islam; dsb.
6. Mujahadatun Linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu/ Continence)
Pada
dasarnya seorang manusia itu memiliki kecenderungan untuk berbuat baik
ataupun buruk. Untuk itu diperlukan kesungguhan dalam diri seseorang
agar ia cenderung untuk berbuat baik dan melaksanakannya sesuai ajaran
Islam. Contohnya : memenuhi konsumsi makanan yang halal dan thoyib;
senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri; tidak malas; pantang
mengeluh; berupaya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak
bermanfaat; dsb.
7. Haritsun ‘ala Waqtihi (Manajemen waktu/ Good Time Management)
Sifat
waktu yang tidak dapat diperbarui, tidak dapat disimpan, dan tidak
dapat diulang kembali membuat seorang muslim harus bisa menggunakan
waktu setiap detiknya dengan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
Contohnya : tidak berlebihan untuk tidur; bangun tidur maksimal saat
adzan subuh; mengalokasikan waktu untuk mereview pelajaran dan membaca
materi keislaman; mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat; dsb
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (Terarah dan teratur dalam urusan/ Well Organized)
Terarah dan teratur dapat membuat
seseorang mampu mengorganisir seluruh kegiatannya dengan efektif dan
efisien sehingga waktu yang digunakannya pun tidak akan sia-sia.
Contohnya : berusaha tepat waktu dalam segala hal, membuat dan
menuliskan rencana aktivitas harian, disiplin dalam segala hal, tidak
begadang karena hal yang sia-sia, dsb.
9. Qodirun ‘alal Kasbi (Mempunyai kemampuan untuk berpenghasilan/ Independent)
Seorang Muslim diupayakan untuk bisa mandiri secara financial dan tidak tergantung kepada orang lain. Sebab seorang muslim itu harus kaya agar bisa membayar zakat, infaq, shadaqah dan naik haji dan umrahm.
Pada prinsipnya memanfaatkan hartanya dalam rangkah beribadah pada
Allah. Contoh dari sifat ini : menjauhi penghasilan yang haram (judi,
togel, dsb); memiliki tabungan meskipun sedikit; mengalokasikan hartanya
untuk zakat, infak, dan shadaqah; dsb
10. Naafi’un Li Ghairihi (Bermanfaat bagi orang lain/ Giving Contribution)
Kehadirannya
memberi manfaat bagi orang lain dan dibutuhkan. “Keberadaannya akan
menjadi kebahagiaan bagi orang lain dan ketiadaannya akan menjadi
kerinduan bagi yang lain”.
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya” (Rasulullah SAW).
Contoh
dari sifat ini : menjaga hubungan dan komunikasi yang baik dgn orang
tua dan teman-teman, menunaikan hak muslim (menjawab salam, menjenguk yg
sakit, mendoakan saat bersin, dsb), memiliki jiwa pelayanan,
membiasakan memberikan penghargaan kepada rekan kerja; dsb.
Mari
dari sekarang, dengan azzam yang kuat, ikhtiar yang terus-menerus serta
doa yang berkelanjutan, kita mulai memperbaiki akhlaq kita. Menuju
karakter muslim ideal semata-mata untuk beribadah kepada Allah.
Let’s be a high cuality muslim!
Regards,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar